Kamis, 23 Juli 2009

Bagaimana di Jepang pada Bulan Juli?

Pada bulan Juli musim hujan hampir selesai, bermula dari daerah selatan menuju utara Jepang. Matahari pun bersinar menyilaukan hingga datangnya musim panas. Dari balik gunung atau laut biasanya muncul gumpalan - gumpalan awan. Kadang begitu indah berarak dan kadang begitu suram dan kelam menakutkan.
Pada tanggal 7 Juli masyarakat Jepang merayakan hari Tanabata. Perayaan ini sebenarnya berasal dari Cina namun sekarang telah di serap oleh Jepang. Sejak jaman Edo, mulai ada kebiasaan di Jepang untuk menuliskan harapan dan keinginannya di kertas warna - warni yang berbentuk persegi panjang, lalu menghiasinya pada daun dan batang bambu sambil memohon semua keinginannya tercapai. Bila di malam 7 Juli langit cerah maka bisa kita lihat bintang- bintang kecil bertaburan dan Galaksi Bimasakti pun tampak seperti sungai mengaliri langit. dan dua bintang yang lebih terang dari yang lain mengapit Bimasakti bernama Altair Dan Vega. Dongeng "Tanabata" bisa dibaca di blokku http://buahhati-catataniin.blogspot.com/
Ada hal lain yang menandakan musim panas datang, yaitu suara jangkrik yang memekakkan telinga. Dibelakang tempat tinggalku terdapat taman untuk anak - anak bermain, begitu indah dengan pohon - pohon besar dan menyejukan, tapi ditempat itulah serangga itu bermain. Aku yang lebih sering berada di rumah dan harus rela mendengarkan suara jangrik - jangkrik bernyanyi sepanjang hari yang tanpa mengenal tangga nada dan tidak indah sama sekali. Meskipun aku sering memutar lagu - lagu untuk mengalihkan pendengaranku, namun seakan mereka tetap tak perduli dan ingin lebih memeriahkan musikkku dengan instrument - instrument yang tidak "matching"sama sekali. Mereka bersorak riuh seperti para suporter olahraga yang bersorak membela tim mereka. Huuuh.. berisik sekali. Hanya saat hujan turun saja yang membuat mereka berhenti berteriak - teriak.
Jangkrik yang saya sebutkan tadi dalam bahasa Jepang adalah "Semi " atau bahasa Indonesia "Tonggeret" nama yang tidak bagus menurutku. Serangga ini dari ordo (atau bahasa umumnya keluarga) Hemiptera dan subordo (super keluarga) Cicadomorpha. Serangga ini mempunyai mata kecil dan terpisah jauh dari kepalanya dan juga memiliki sayap yang tembus pandang. Saat serangga ini mencapai tahap dewasa atau selama 7 tahun di dalam tanah, mereka keluar dari bawah permukaan tanah untuk melakukan ritual musim kawin. Setelah kawin betina akan meletakkan telur ditanah lalu mati. Hmmmm mungkin suara mereka itu memang expresi serta perayaaan kebahagiaan sekaligus kesedihan buat mereka. Hanya serangga itu yang mengerti. Bila tertarik dengan serangga ini lebih lanjut dapat disimak pada http://en.wikipedia.org/wiki/Cicada disana juga dapat diliht gambarnya lebih jelas. Tapi aku sendiri sama sekali tidak tertarik pada serangga hbahkan terasa berkidik melihatnya. Hanya rasa penasaran saja yang menarikku untuk mencari tahu siapa sebenarnya jangkrik ini.

Hal lain yang begitu menggembirakan di bulan Juli tahun 2009 ini, yaitu Gerhana Matahari yang ditaksirkan setiap 26 tahun 1 kali melewati Jepang. Bahagia juga bisa menyaksikan kejadian alam yang luar biasa Indah walaupun di Osaka tidak terlihat bulat tertutup penuh. Karena garis lintas Gerhana Matahari Penuh hanya melewati daerah "Kagosima". Namun kebahagiaan juga di rasakan anakku yang bisa melihat langsung kejadian alam ini bersama teman-teman sekolahnya.
Tuhan begitu indah dan besar sekali karunia Mu. Begitu banyak pilihan yang kau beri untuk hamba Mu untuk menikmati apa yang kau ciptakan . Bahkan kau berikan hati kepada kami untuk mencintai bahkan membenci. Terima kasih kau hadirkan banyak cerita di bulan Juli.



Iin.

Jumat, 26 Juni 2009

Yang tertinggal pada "father's day 09"


Mata ini tak dapat terpejam mengenangmu.

Ku ingat kau tak pernah berkata sayang untukku,
tapi kutahu kau menyayangiku...sangat.
Ku ingat kau tak pernah memberikan pujian langsung untukku,
tapi kutahu kau begitu memujiku... sangat.
Ku ingat saat kau bersikap keras mengaturku,
tapi kutahu kau begitu lembut memperhatikanku.. sangat.
Ku ingat ketika kupergi kau tak pernah berkata akan merindukanku,
tapi kutahu kau begitu merindukanku...sangat.
Ku ingat kau tak pernah mendengarkan "mimpi" ku,
tapi ku tahu kau begitu ingin aku meraihnya... sangat.
Ku ingat kau tak pernah mengalah 'tuk memenangkan semua pendapatmu,
tapi kutahu kau begitu ingin ku menangkan semua...sangat.
Ku ingat ketika kau tak bisa bercerita lagi saat sakitmu,
tapi kutahu kau begitu ingin melakukannya untukku.. sangat.
Ku ingat ketika kau tak mampu beribadah bersama dengan bersujud dihadapan Tuhan,
tapi ku tahu kau begitu ingin .... sangat.

Kau tahu ...
kala mereka berkata semua kebaikannku, itu datang darimu.
kala mereka berkata aku begitu keras, itu datang darimu.
kala mereka berkata aku begitu bersemangat, itu datang darimu.
kala mereka berkata aku begitu angkuh, itu datang darimu.

Aku tahu...
kau tak pernah ingin pergi secepat ini,
kau tak penah berhenti berjuang melawan sakitmu,
kau tak pernah ingin meresahkan hatiku,
kau tak pernah pilih hari kedua setelah putriku genap 4 tahun saat pergi,
Mungkin Tuhan memberi cara 'tuk selalu mengenangmu.

Terimakasih..
untuk hadirmu dan menghadirkanku di dunia.
untuk Cinta dan sayangmu, doa dan semua harap mu.
untuk dukungan dan bantuanmu..
untuk semua kenangan indah yang kau tinggalkan.

Iin.



Senin, 20 April 2009

"SAKURA PERTAMAKU"



Musim dingin yang hampir membuatku membeku bersama pohon -pohon kering itupun, akhirnya berlalu. Perlahan berganti dengan musim semi yang mulai menghangatkan bumi hingga memunculkan kuncup-kuncup daun, rerumputan, bunga-bunga yang beraneka warna, membuat pemandangan menjadi begitu meyegarkan. Sayang rasanya, bila tidak berjalan kaki keluar untuk dapat menikmatinya. Yang paling kunantikan adalah berita bermekarannya bunga " Sakura". Ya, Sakura begitu kunanti mekarmu. Dari sekian kali perjalanan ke Jepang, tak sekalipun sempat kunikmati keindahanmu secara langsung.

Di Jepang bunga sakura menjadi simbol penting yang kerap diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan & kematian. Juga simbol untuk mengexpresikan ikatan antar manusia, keberanian, kesedihan & kegembiraan. Serta menjadi "metafora" untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.

Menurut berita yang ramai disampaikan media massa saat ini, mekarnya sakura lebih cepat dari tahun - tahun sebelumnya. Suhu yang lebih cepat menghangat tercatat sebagai salah satu penyebab. Aku dan Hikaru (putri ku) begitu bersemangat menyambutnya, ini adalah musim Sakura pertama kami.
Dengan suka cita, kamera kubidikan kearah pohon sakura muda yang tumbuh di taman belakang tempat bermain anak kawasan tempat tinggal kami. Mulai kuncup, hingga mekar penuh kuikuti perjalanannya. Walau hasil akhir bidikankku ternyata tidak ada yang sempurna " huh".

Di musim sakura, pemandangan menakjubkan menghiasi setiap sudut dan tempat. Ruas - ruas jalan, taman bunga, kuil - kuil Budha, sepanjang sungai, danau, bahkan taman - taman kantor dan perumahan. Sungguh hiasan alam yang indah. Saat itu banyak tempat yang bisa dijadikan pilihan untuk menikmati pemandangan sakura. "O hanami" begitu orang jepang menyebutnya. Mereka pergi berpasangan bersama kekasih, keluarga atau kelompok bermain bahkan kelompok organisasi. Tidak heran bila di setiap taman banyak digelar tikar plastik untuk beristrirahat, berbincang dan menikmati bekal makan "bento" yang mereka bawa, bahkan pesta barbeque dengan berbagai peralatan yang rela mereka siapkan dengan perencanaan jauh hari sebelumnya. Tidak ketinggalan ornamen pesta gaya Jepang dipasang di sepanjang jalan khusus yang terkenal dengan jalan Sakura atau "Sakura Dori".

Tempat wisata yang sempat aku datangi kali ini adalah " Kyo mizu dera" yang berada di kyoto dan "tsurui-ryokuchi koen". yang berada di Osaka.
Foto berikut, sakura yang mulai kuncup hingga mekar, pertama tanggal 18 Maret 2009 - 05 April 2009. Dan bertahan seminggu mekar penuh "mangkai" cantik dan menawan. Hingga akhirnya mulai gugur dengan sempurna bersama hembusan angin, bertebaran. Menakjubkan rasanya berada dalam siraman bunga yang berguguran. Kemudian berganti tunas dan helai daun muda di sepanjang musim semi dan musim panas. Yang berangsur me-merah diawal musim dingin, Dan gugur lagi dimusim dingin dengan sebuah harap dan janji untuk kembali menyuguhkan keindahan sakura yang sesaat pada musimnya.

Iin.

Kuncup Sakura dan siap merekah.

Mulai mekar dan mekar penuh (hanya salah satu jenis dari sekian jenis Sakura yang ada).

Selasa, 24 Februari 2009

Sayonara ...



July 2008 lalu pemandangan jalan tol bebas hambatan Surabaya - Gempol aku abadikan dari dalam kendaraan yang aku kemudikan. Cuaca sore hari itu lumayan bersahabat. Dari jauh lukisan tipis "Gunung Bromo" yang menjadi salah satu tempat wisata di wilayah Jawa Timur itu terlihat.

Enam tahun jalan ini kulewati setiap hari bersama "Hikaru" putri tercinta, menuju dan pulang sekolah. Mungkin tidak akan kami lalui lagi, bila kulalui pun tak akan pernah sama ceritanya. Akhir Juli ini adalah acara "Shotsugyosiki " atau hari terakhir masuk sekolah yang akan memasuki libur musim panas. Juga saat itu "Owakare kai" acara perpisahan anakku yang bersekolah di SJS (Sekolah Jepang Surabaya ) sejak "Yochien" atau disebut juga "Kelompok Bermain (TK)" hingga saat ini " Shougakko San nen Sei " atau Kelas 3 Sekolah Dasar.

Kami memutuskan pindah ke Jepang negri asal suamiku dan meninggalkan kota Sidoarjo dan Surabaya yang selama delapan tahun ini "kental" menjadi bagian hidup kami. " Sayonara" semoga bila diberikan rizky, umur dan waktu kami dapat berkunjung ke kotamu. Selamat Tinggal.


Iin